Saturday, March 11, 2017

Untuk Kesekian Kalinya

Untuk ke sekian kalinya aku berhadapan dengan lembaran kosong yang sudah tentu ada di dalam laptop merah kecil kesukaanmu itu. Mungkin untuk kesekian kalinya aku menaruh harap kepada sebuah kalimat di dalam lembaran kosong ini, agar kamu mau sedikit menoleh untuk melihat jari ku pun ternyata bersungguh-sungguh kepadamu.
            
         Untuk ke sekian kalinya aku mengingat bagaimana kita bisa di pertemukan dalam hangat sinar matahari sebuah kawasan yang berada di ibu kota. Mungkin antara saya dengan anda, atau mungkin antara keadilan dan ketidak adilan. Harap lebih dari seorang ibu kota kepada anak gadis jelitanya yang kini sudah berhasil melihat dunia. Dia adalah ketidak mungkinan yang aku impikan.
            
      Untuk ke sekian kalinya, kita di pisahkan atau mungkin ini cuma rekayasa wanita biasa agar pasangannya mampu berpacu dalam kerasnya ibu kota, sehingga kelak wanita itu akan bangga mempunyai laki-laki seperti itu?

            
       Untuk ke sekian kalinya, laki laki seperti itu memang pantas untuk kamu yang ingin selalu di perlakukan selayaknya tuan putri. Berbeda dengan aku terlalu banyak susah membuat kita akhirnya memutuskan untuk berpisah. Laki laki itu yang bisa membuat kamu tersenyum dengan bunga sekaligus tiket konser yang memang sesuai dengan ekspektasi kamu. Setidaknya aku pernah melihat mu tertawa bahagia, cukup menggunakan mawar dan marijuana di dalamnya. Untuk kesekian kalinya…

Monday, April 25, 2016

hai mawar



Hai mawar.

Boleh sedikit ku bercerita?

Iya bercerita walaupun hanya dalam kata.

Bercerita melalui sebuah kertas putih yang ku tulis bersama kopi kesukaan mu.

Mawar, tadi senja aku melihat bunga melati di bawa seorang wanita.

Bunga melati yang terlihat indah sama seperti mu.

Wanita itu duduk persis di depanku.

Indah mawar, seperti dia mengajaku untuk mulai bercerita.

Bercerita tentang bagaimana dulu aku menemukan mu,

Bercerita bagaimana tentang aku dulu menunggu mu,
 
Dan bercerita tentang dirinya yang ku idamkan seperti diri mu dulu.

Ku habiskan senja sambil menikmati senyum di bibir nya, mawar.

Apa wanita seperti ini kelak yang akan menggantikan diri mu?

Apa wanita bersama bunga melati ini pantas untuk aku tunggu?

Seperti dulu aku menunggu kabar baik dari mu, mawar.

Mawar, jika memang benar ini hidup yang kita pilih.

Aku harap kita berdua sama sama menikmati kehidupan ini.

Kehidupan dimana penuh dengan teka teki,

Kehidupan dimana yang semua nya serba menunggu,

Sama hal nya ketika aku temui dirimu sedang menunggu bis untuk mengantarkan kau pulang ke rumah yang kau idamkan.

Mawar, mungkin itu sepenggal cerita yang ingin aku ceritakan.

Hari sudah malam, kopi di cangkir ku pun sudah terasa ampasnya.

Selamat malam mawar,

Semoga kelak aku bisa menemukanmu dengan wanita yang membawa bunga melati itu.